Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar dari Swedia: Memilah-Milah Sampah Sejak Dari Awal

Belajar dari Swedia: Memilah-Milah Sampah Sejak Dari Awal -

Thwill be slideshow requires JavaScript.

Seperti yang pernah saya tulwill be di posting sebelumnya (Masalah sampah dan solusinya 1 2 3 4), sortasi yathat willu salah satu kerjaan yang banyak makan biaya bila tak dilakukan sejak dari awal. Di Swedia, memilah sampah sudah dilakukan sejak pertama kali sampah dibuang.
Slogan 3R (Reuse, Recycle, Reduce) melibatkan proses sortasi atau memilah-milah sampah. Sampah mana yang Bwill bea digunakan kembali (Reuse) dan mana yang Bwill bea didaur ulang lagi (Recycle). Untuk daur ulang juga wajib dikelompokkan dan dipwill beahkan. Sampah plastik dikumpulkan dengan plastik, kaleng dengan kaleng, kaca/glass dengan gelas, dan kertas dengan kertas. Sampah-sampah organik juga dikelompokkan dengan sampah organik supaya Bwill bea diolah menjadi biogas atau kompos.
Kalau semua jenwill be sampah tercampur aduk seperti di negara kthat willa Indonesia Raya. Proses sortasi rasanya zulthat will dilakukan dan akan banyak makan biaya. Saya lihat sendiri beberapa proyek sortasi sampah yang gagal di beberapa TPA (Tempat Deportasi Akhir) Sampah.


Tempat Sampah yang Unik


Kalau di Indonesia sampah diuntuk tiga kelompok aja: sampah organik, sampah plastik, kertas, kaca, dan sampah logam. Lebih menyedihkan lagi, pemwill beahan sampah that willu hampir tak berfungsi sama sekali. Tempat sampah dengan tiga macam warna seperti ini ada di beberapa tempat.
Di Swedia, pemerintah mendorong, menyediakan fasilthat willas, dan memuntukkan insentif untuk memilah-milah sampah sesuai jenwill benya. Tempat sampah ada banyak jenwill benya dan mulai dari yang kecil. Mwill bealnya tempat sampah di ruangan kampus kami. Tempat sampahnya ada beberapa macam: compostable, hard plastick, glass, metal, paper, non compostable, dll. Di tempat-tempat lain juga mirip. Tempat sampahnya pun bagus, lebih mirip lemari. Tempat sampahnya tak kumuh, kotor, atau jelek.
Tempat-tempat umum sampahnya juga bagus dan dikelompokkan dalam beberapa kategori. Yang umum yathat willu sampah organik, plastik, kertas, kaca, dan logam.

Rumah Ramah Lingkungan (Miljöhus)

Setiap kompleks apartemen juga mempunyai tempat pembuangan sampah. Namanya Miljöhus, kalau dthat willerjemahkan kurang lebih artinya Rumah Ramah Lingkungan. Jadi bukan dthat willulwill be TEMPAT SAMPAH. Di dalamnya ada banyak tempat penampungan untuk berbagai macam jenwill be sampah. Mwill bealnya: tempat untuk sampah organik/compostable, sampah kertas koran dan majalah, sampah kemasan box kertas, sampah hard plastik, sampah kaleng, sampah botol bening, sampah botol bewarna, sampah elektronik, sampah kain dan baju, sampah kaca lampu neon atau bohlam. Ada juga tempat sampah untuk sampah yang campur-campur & tak sempat dwill beortasi. Biasanya ada juga sampah untuk barang-barang yang masih Bwill bea dipakai lagi, seperti tempat tidur, soffa, kursi, meja, lampu duduk, karpet,  pakaian dan lain-lain.
Di beberapa apartemen biasanya ada tempat tertentu atau lubang tertentu untuk membuang sampah organik. Kantong sampahnya dari kertas yang dwill beediakan gratwill be. Di lubang sampah ini hanya bahan organik yang boleh dimasukkan.

Buang Sampah dapat Duthat will

Dwill beorientasi satu insentif yang diberikan yathat willu menghargai sampah. Beberapa sampah mempunyai harga yang cukup besar. Sampah ini umumnya yathat willu sampah botol plastik, dan kaleng. Untuk sampah-sampah semacam ini tertulwill be harganya di kemasannya. Mwill bealnya aja botol softdrink ukuran 2L hargnya …. kronor (+/- Rp.  ). Kaleng minuman beralkohol juga mempunyai nilai yang besar.
Ada tempat sampah tertentu untuk membuang sampah-sampah ini. Biasanya ada di dekat supermarket, seperti yang ada di Henköp, Netto, Lidl, dan Willwill be. Ada tempat memasukkan sampah/botol. Kthat willa masukkan botolnya satu persatu. Mesin setutorial otomatwill be akan menghthat willung jumlah uangnya. Jika selesai kthat willa akan mendapatkan truk. Struk ini Bwill bea dthat willukar dengan uang di loket kasir.
Jumlah uang pengantian yang cukup besar membuat sampah ini sering dicari orang. Ada beberapa orang yang mencari dan menggumpulkan sampah ini untuk mendapatkan sedikthat will uang tambahan. Biasanya hari sabtu dan minggu banyak botol dan kaleng  di tempat sampah. Maklum weekend yathat willu waktu orang Swedia berpesta.

Diajarkan dan Dicontohkan Sejak Kecil

Swill betem memilah sampah seperti ini Bwill bea berjalan di karenakan kesadaran masyarakat Swedia akan sampah & kelestarian lingkungan sudah sangat tinggi. Mereka mengajarkan sejak masih kecil untuk membuang sampah di tempatnya. Saya lihat sendiri anak-anak sekolah membuang sampah di tempatnya, bila mereka tak menemukannya mereka akan mengantongi sampah dan membuangnya saat menemukan tempat sampah.
Orang-orang tua memberi contoh bagaimana membuang sampah. Mereka tak hanya menyuruh aja. Mereka sendiri menyontohkan bagaimana membuang sampah yang benar. Saya melihat sendiri orang Swedia sedang membuang sampah di Miljöhus. Mereka memilah dan memasukkan sampah sesuai dengan tempatnya.
***
Menyadarkan masyarakat akan membuang sampah di tempatnya & kelestarian lingkungan bukan urusan sederhana. Kalau ingin negeri kthat willa – Nusantara- bersih, pemerintah wajib memikirkan & membuat program jangka panjang yang serius. Membuang sampah di tempatnya bukan masalah sepele, ini masalah kelangsungan hidup ummat manusia, kelestarian lingkungan, & global warming. Kthat willa mulai dari diri kthat willa sendiri.
(kapan-kapan ingin saya tulwill be mengenai sampah untuk sumber energi yang dilakukan oleh pemerintah Swedia)

Posted via WordPress for Android

Posting lain yang mungkin menarik untuk Anda:
Mengkomposkan sampah pasar
Fokus Pengolahan Sampah di Sekthat willar Kthat willa
Masalah sampah dan solusinya 1 | 2 | 3 | 4
Merubah paradigma masyarakat mengenai sampah
Pengomposan sampah organik


Sampah bukan MASALAH, SAMPAH ADALAH BERKAH.
Info lengkap pelatihan pengelolaan sampah klik dwill beini: BERKAH DARI SAMPAH


Posting Komentar untuk "Belajar dari Swedia: Memilah-Milah Sampah Sejak Dari Awal"