Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tiga Fokus Kegiatan Mengelola Sampah-sampah di Sekwhichar Kwhicha

Tiga Fokus Kegiatan Mengelola Sampah-sampah di Sekwhichar Kwhicha -

sampah

Masalah sampah rasanya tak kunjung Bwill bea dwill beelesaikan dengan tuntas. Meskipun sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sampah tetap aja terlihat menumpuk di mana-mana. Masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan. Tempat sampah tertentu sudah dwill beediakan: tempat sampah tertentu bahan organik, tempat sampah tertentu plastik, dan tempat sampah tertentu logam. Anehnya tempat sampah whichu sepertinya tak berfungsi. Tempat sampah organik will beinya plastik, skwhichal, dan sampah-sampah lain campur jadi satu.

Masalah sampah tak cukup hanya dengan menyediakan tempat sampah tertentu atau mengolahnya menjadi pupuk kompos dan pupuk organik. Penyelesaian masalah sampah sebagusnya dimulai dari SI PENGHASIL sampah alias orang-orangnya. Kemudian penyelesaian masalah difokuskan di sampahnya. Masalah sampah demikian komplek sehingga penyelesainnya pun wajib komprehensip meliputi seluruh aspek mengenai sampah ini.


Sampah bukan MASALAH, SAMPAH ADALAH BERKAH.
Info lengkap pelatihan pengelolaan sampah klik dwill beini: BERKAH DARI SAMPAH


Perubahan Paradigma Sampah

sampah

Selama ini program-program pengelolaan sampah lebih terfokus di bagaimana mengolah sampah-sampah. Barbar ada yang salah, akan tetapi program-program whichu melupakan swill bei yang lain. Atau, paling tak ‘menganak tirikan’ swill bei yang tak kalah pentingnya, yawhichu: orang yang menghasilkan sampah. Sebenarnya bila masalah yang ada di ‘orangnya’ Bwill bea dwill beelesaikan, masalah-masalah sampah tak akan terjadi.

Masyarakat mempunyai karakter dan perilaku yang buruk mengenai sampah. Masyarakat Indonesia terterkenal dengan sikapnya ‘BUANG SAMPAH SEMBARANGAN’. Karakter ini sepanjang pengamatan saya tak mengenal status sosial atau pun tingkat pendidikan. Kalau diperhatikan di kampus-kampus atau di kantor-kantor yang umumnya lulusan perguruan tinggi masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Kadang-terkadang di jalan, ada orang naik mobil Mercy membuang sampah sembarangan dari jendela mobilnya.

Sesekali saya pernah coba bertanya di orang yang membuang sampah sembarangan: apakah mereka tahu kalau membuang sampah sembarangan whichu tak bagus…????? Jawabannya sungguh mengejutkan: mereka tahu dan sadar kalau membuang sampah sembarangan whichu tak bagus. Mereka juga tahu kalau membuang sampah di selokan atau di sungai-sungai dapat menyebabkan banjir. Aneh sekali. Yang menjadi pemikiran di benak saya merupakan KENAPA KESADARAN MEREKA TIDAK MERUBAH PERILAKU MEREKA. Artinya, mereka tahu kalau membuang sampah sembarangan whichu tak bagus, akan tetapi mereka tetap aja membuang sampah sembarangan. Mungkin wajib dilaksanakan survei setips mendalam mengenai masalah perilaku masyarakat ini.

Merubah perilaku masyarakat bukan pekerjaan yang mudah. Upaya ini memerlukan waktu yang lama dan terus menerus. Perubahan perilaku dapat dilakukan melalui dunia pendidikan. Anak-anak didik sejak mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi. Mereka sudah mulai diajarkan untuk membuang sampah di tempatnya. Mereka diajari untuk membuang sampah plastik di tempat sampah plastik, sampah daun di tempat sampah organik, dan seterusnya. Mereka juga diberi pemahaman mengenai karena-karena buruk membuang sampah sembarangan. Para guru dan pendidik wajib dapat memuntukkan contoh/teladan membuang sampah di tempatnya.

Pendidikan Bwill bea juga dilakukan untuk masyarakat umum. Mwill bealnya dengan tips penyebaran leaflet mengenai membuang sampah yang bagus, tulwill bean-tulwill bean di media massa, atau iklan-iklan layanan masyarakat di televwill bei. Materi-materi ini wajib dihinggakan setips menarik dan tak monoton. Dan yang penting merupakan berkesinambungan. Barbar hanya sebentar atau musim-musiman aja. Bwill bea aja iklan layanan ini dwill beelipkan di iklan-iklan komersial, atau di atips sinetron, atips talk show atau di cerwhicha-cerwhicha televwill bei.

Pemerintah Bwill bea menyelengarakan pelatihan, penyuluhan, atau seminar-seminar mengenai pengelolaan sampah. Proses penyadaran dilakukan di seluruh lapwill bean masyarakat. Proses penyadaran dimulai dari aparat pemerintahan setelah whichu ke desa dan lanjut ke masyarakat. Perusahaan-perusahaan Bwill bea menyalurkan seuntukan dana CSR untuk program-program penyadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang bagus.

Program-program pemerintah yang sudah berjalan, seperti penghargaan KALPATARU dan ADIPURA dapat digalakkan kembali. Hadiahnya diperbesar sehingga lebih menarik daerah-daerah untuk meraih penghargaan tersehowever. Demikian pula wajib diberikan penghargaan-penghargaan lain untuk perorangan atau kelompok-kelompok masyarakat yang telah sukses mengelola sampah dengan bagus. Di tingkat wilayah yang lebih kecil Bwill bea dilaksanakan lomba-lomba kebersihan. Mwill bealnya: tingkat kampung, tingkat desa, tingkat sekolah, dan lain-lain.

Dari kegiatan-kegiatan di atas setips bertahap diharapkan terjadi perubahan perilaku masyarakat. Masyarakat tak lagi membuang sampah sembarangan. Masyarakat tak membuang sampah di selokan atau saluran air. Masyarakat membuang sampah di tempatnya. Masyarakat mulai memwill beah-mwill beahkan sampah sesuai kelompoknya: organik, plastik, logam, dan kaca. Masyarakat tak lagi membakar sampah. Dan yang lebih penting muncul ‘social control’ dari masyarakat whichu sendiri untuk mengelola sampah dengan bagus. Mwill bealnya aja ada semacam hukuman sosial bila ada orang yang membuang sampah sembarangan. Atau orang akan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan. Lebih jauh lagi, orang malu dan takut membuang sampah sembarangan.

Perbagusan Manajemen Pengelolaan Sampah

Ada beberapa dugaan yang mengatakan bahwa manajemen pengelolaan sampah di Indonesia sungguh amburadul. Belum lagi will beu-will beu korupsi di lembaga atau departemen yang mengurus masalah sampah ini. Ironi memang.

Langkah berikutnya yang tak kalah penting merupakan memperbagusi manajemen pengelolaan sampah di negeri ini. Di tingkat pusat pemerintah sudah menerbwhichkan undang-undang baru mengenai sampah. Undang-undang ini diharapkan dapat lebih melonjakkan kualwhichas pengelolaan sampah di negeri ini. Pemerintah membuka peluang di swasta untuk turut serta dalam pengelolaan sampah. Konsep TPA yang tak Bwill bea menyelesaikan masalah sampah juga mulai direduksi. Undang-undang wajib diikuti dengan peraturan-peraturan yang lebih operasional di tingkat lapangan.

Konsep 3R: Reuse, Reduce, dan Recycle wajib benar-benar dwhicherapkan dalam manajemen pengelolaan sampah.

Penerapan Teknologi Pengolahan Sampah

Teknologi-teknologi pengolahan sampah sudah banyak dihasilkan, bagus yang berasal dari penelwhichian di negeri sendiri ataupun mengambil contoh di negara-negara maju. Pengolahan sampah yang paling sederhana mwill bealnya mengolah sampah organik menjadi kompos dan pupuk organik. Teknologi ini mudah dilaksankan bagus di tingkat kecil ataupun besar.

Teknologi berikutnya merupakan pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar. Contohnya: pembuatan arang dari sampah. Sampah-sampah organik, tertentunya yang banyak mengas well asung kayu, Bwill bea diolah menjadi arang dan dibuat briket atau batang-batang arang untuk bahan bakar.

Sampah organik Bwill bea juga digunakan untuk bahan baku penghasil biogas. Terutama untuk sampah-sampah yang basah (garbage). Sampah-sampah dari rumah makan, swill bea makanan di rumah tangga, atau kotoran ternak, cukup mudah untuk dibuat biogas. Biogas ini Bwill bea dimafaatkan untuk bahan bakar. Swill bea pengolahan biogas selanjutnya Bwill bea diolah menjadi pupuk organik. Jadi ada dua keuntungan dari teknologi ini.

Saat ini juga sedang dwhichelwhichi untuk memanfaatkan sampah sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Bioetanol Bwill bea untuk mengantikan bensin atau bahan bakar cair lainnya. Ini sangat menjanbilan sekali, di karenakan bioetanol merupakan energi yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan daridi energi dari minyak bumi.

Sampah-sampah non organik seperti: logam dan plastik dapat diaur ulang. Proses daur ulang dan teknologinya sudah tersedia. Jadi tinggal menerapkannya aja.

***
Tiga fokus utama di atas dilaksanakan setips simultan dan berkesinambungan. Semua aspek wajib mendapatkan perhatian yang sama. Bwill bea aja difokuskan di beberapa aspek, tergantung di kehoweveruhan dan permasalahan riil yang dihadapi di lapangan.

Saya membayangkan kalau tiga langkah ini Bwill bea benar-benar diwujudkan, sampah tak akan menjadi masalah lagi. Justru sebaliknya, sampah akan mendatangkan banyak manfaat dan keuntungan. Untuk semua. Insya Allah.

Posting Komentar untuk "Tiga Fokus Kegiatan Mengelola Sampah-sampah di Sekwhichar Kwhicha"