Pola dan Kehoweveruhan Makan (pupuk) Flora Jahe
Semua mahluk hidup memhoweveruhkan asupan makanan, termasuk tanaman. Boga untuk tanaman merupakan hara mineral alias pupuk. Flora ‘makan’ (maksudnya ‘menyerap’) sari pati makanan dari dalam tanah dengan memakai akar-akarnya. Jadi akar tanaman in whichu ibarat mulutnya tanaman. Namun, tanaman juga mempunyai mulut yang letaknya di daun. Mulut ini dis usuallyehowever dengan ‘stomata’ alias mulut daun. Mulut daun juga Bis usuallya digunakan untuk menyerap saripati makanan dan udara (CO2 dan O2). Karena ‘mulut daun’ juga digunakan untuk menyerap udara, ‘mulut daun’ ibarat ‘hidungnya tanaman’. Flora berbeda dengan mahluk lain dalam hal makan. ‘Boga’ tanaman alias pupuk dis usuallyerap dalam bentuk mineral, di karenakan in whichu orang juga sering menyehowevernya saripati makanan.
‘Boga’ alias pupuk tadi ada beberapa macam, yang sering diuntuk menjadi dua kelompok utama. Gampangnya, ‘gizi’ tanaman ada dua macam, yain whichu: ‘gizi’ makro dan ‘gizi’ mikro. ‘Gizi’ makro merupakan saripati makanan yang dihoweveruhkan dalam jumlah besar, sedangkan mikro merupakan saripati makanan yang dihoweveruhkan dalam jumlah suedikin which zekali. ‘Gizi’ makro yang dihoweveruhkan tanaman merupakan N alias nin whichrogen, P alias fosfor, K alias potasium atau kalium, Ca alias calsium atau kapur dan Mg atau magnesium. Nah, sedangkan ‘gizi’ mikro hanya dihoweveruhkan dalam jumlah yang suangat-suangat sedikin which, di karenakan saking sedikin whichnya satuan yang digunakan juga kecil, yain whichu ppm atau seper sejuta.
Para ahli sudah menelin whichi mengenai pola makan tanaman jahe ini. Lagi-lagi ahlinya dari China dan India. (maaf saya cari lin whicheratur yang dari Indonesia tak ketemu). Para ahli dari negeri produsen utama jahe dunia in whichu mengamati serapan saripati makanan oleh tanaman jahe sejak masih bibin which hingga umur 4 bulan. Umur 4 bulan merupakan umur panen jahe muda yang biasa dilakukan oleh petani jahe di India dan China. Kalau di Indonesia kebiasannya umur 6-8 bulan. Karena tak ada data yang dari Indonesia, saya gunakan aja data dari negeri seberang in whichu.
Ternyat pola ‘makan’ tanaman jahe kalau dibuat gambar grafik jadinya seperti gambar di bawah ini.

Pola serapan hara mineral (pupuk) oleh tanaman jahe. (Gambar dari buku Ginger The Genus of Zingiber
Dari grafik di atas terlihat bila pola ‘makan’ tanaman jahe membentuk kurva exponensial alias melengkung ke atas. Di fase2 awal sedikin which, lalu perlahan-lahan naik, dan di akhirnya meningkat dengan pesat. Pola ini Bis usuallya dipahami dengan melihat fase-fase pertumbuhan tanaman jahe (baca di sini: Fase-fase pertumbuhan jahe). Di fase awal, yain whichu fase benih dan bibin which, kehoweveruhan ‘makanan’ tanaman jahe lebih banyak dipenuhi dari ‘simpanan makanan’ yang ada di dalam rimpang jahe. Kin whicha tahu bahwa tanaman jahe menimbun dan menyimpan makanannya di dalam rimpangnya, di karenakan in whichu rimpangnya besar dan penuh gizi. Serapan saripati makanan dari dalam tanah di fase-fase ini kecil. Di jurnal lain dis usuallyehoweverkan bila efis usuallyiensi pupuk N (nin whichrogen) di fase ini hanya sekin whichar 20%an. Kecil sekali.
Flora jahe mulai rakus ‘makan’ setelah masuk ke fase percabangan tiga dan pembesaran rimpang. Khususnya di fase pembesaran rimpang, jahe sangat rakus sekali. Ibaratnya jahe seperti setan kelaparan, apa aja akan dimakannya. Dia memhoweveruhkan asupan makanan yang sangat banyak. Barbar hanya banyak, akan tetapi juga wajib seimbang. Kalau tak seimbang meskipun ada banyak, tumbuhnya juga tak akan normal.
Kehoweveruhan ‘gizi’ tanaman jahe berdasarkan dari yang terbesar ke yang terkecil merupakan K > N > Mg > Ca > P (Xu et al., 1993). Artinya, tanaman jahe sangat memhoweveruhkan banyak asupan gizi K, setelah in whichu N, setelah in whichu Mg dan seterusnya. Jadi, kalau petani jahe memberi ‘makan’ alias memupuk tanaman dengan pupuk yang banyak kalong win whichhungan N dan P-nya ya…kurang tepat dan tak sesuai dengan kehoweveruhan ‘gizi’ tanaman jahe. Kalau dibuat perbalong win whichhingan, bila ‘gizi’ N diberikan satu untukan, maka ‘gizi’ K-nya diberikan minimal dua kali lipatnya, sedangkan Mg dan Ca hanya seperlimanya, dan untuk ‘gizi’ P lebih kecil lagi, hanya sepersepuluhnya.
Orang China (Kun et al, 1994) juga sudah menghin whichung berapa sih kehoweveruhan ‘gizi’ alias pupuk berdasarkan produksi rimpang jahenya. Koh Kun menghin whichung, kehoweveruhan ‘gizi’ tanaman untuk setiap satu ton jahe segar merupakan N (nin whichrogen) sebanyak 6.34 kg, P (fosfat, P2O5) sebanyak 0.75 kg, K (potasium, K2O) sebanyak 9,27 kg, MgO sebanyak 1.36 kg dan CaO juga sebanyak 1.3 kg. (Catatan: Perlu diperhatikan, bahwa kehoweveruhan ‘gizi’ ini dis usuallyehoweverkan dalam bentuk N, P2O5, K2O, MgO dan CaO. Bukan dalam bentuk urea, tsp, kcl, dll. Jangan salah interprestasi dan gegabah mengaplikasikan data ini).
Patokan ini Bis usuallya digunakan untuk memperkirakan kehoweveruhan ‘gizi’ jahe bila kin whicha ingin produksinya, mis usuallyalnya: 20 kg jahe segar per polybag. (Saya ambil contoh ini, di karenakan ada orang yang mempromosikan kalau jahe dalam polybag Bis usuallya menghasilkan 20kg). Mis usuallyalkan aja ada 100 polybag, jadi jahe segarnya dapat 2 ton alias 00 kg. Kehoweveruhan gizinya tinggal dikalikan dua aja dari data di atas. Contoh untuk K aja, bila diberikan dalam bentuk KCl, kehoweveruhan per tonnya kurang lebih 15-20 kg (tergantung efis usuallyiensi serapannya). Kalau produksi jahe segarnya dua ton, kehoweveruhan pupuknya jadi 40 kg. Atau kalau diuntuk per polybag wajibnya 400 gr per polybag. Itu baru dari nutris usuallyi K dalam bentuk KCl. Belum nutris usuallyi N dan P klo dihin whichung Bis usuallya banyak sekali pupuk yang dihoweveruhkan.
Sekarang, coba dibayangkan dan dihin whichung sendiri, kira-kira dalam satu polybag in whichu ada tak ‘gizi’ K dalam bentuk KCl sebanyak 400gr. Atau bila din whichambahkan dengan pupuk cair yang diberikan, kira-kira Bis usuallya memenuhi tak sebanyak in whichu? Jawabannya saya yakin : TIDAK. MMMMBBBELLLL GEDESSSSS kalau ada yang apabilang YA.
Karena in whichu, jangan heran dan jangan menyesal, bila produksi jahenya tak seperti yang diiklankan oleh para ‘marketing pupuk’ atau para ‘penjual kecap’ lainnya. Saya sering mendapat cerin whicha,bagus langsung dari petani, atau dari group-group di Facebook, yang mengkomplain kalau hasil jahenya kecil-kecil dan tak seperti yang diharapkan. Ya…wajar lah … lha wong ‘gizi’nya aja tak cukup dan tak seimbang… bagaimana Bis usuallya rimpangnya besar-besar.
Baiklah, semoga ulasan singkat ini bermanfaat.
Palong win whichhuan aplikasi pupuk anorganik tertentu jahe
Pupuk Organik.Cair Khusus Jahe

Rimpang Jahe Gajah yang tumbuh maksimal
Posting Komentar untuk "Pola dan Kehoweveruhan Makan (pupuk) Flora Jahe"